Boeing merupakan sebuah produsen pesawat terbang yang berdiri pada 1916. Nama Boeing sendiri diambil dari William Edward Boeing sebagai pendiri pabrikan yang berpusat di Seattle, Washington, Amerika Serikat. Dan pada 1997 Boeing bekerja sama dengan McDonnell Douglas.
Selama perjalanan karir sebagai produsen pesawat terbang, Boeing telah membuat berbagai macam tipe pesawat. Baik propeller, narrow body, maupun wide body. Bahkan khusus untuk pesawat jet jenis 737 series, Boeing telah memproduksi sebanyak 7,444 buah dan masih menerima pesanan sebanyak 3,074 buah! Tentu ini merupakan suatu angka yang sangat fantastis. Di mana perkembangan di dalam dunia penerbangan sangat lah pesat. Dan wajar saja apa bila Boeing telah kebanjiran pesanan sedemikian banyaknya. Angka di atas hanya untuk jenis 737 saja. Dan apabila ditambahkan dengan jenis yang lain, maka sudah puluhan ribu pesawat yang diproduksi.
Dari sekian banyak pesawat yang diproduksi Boeing, tipe 737 lah yang paling laris di pasaran. Desain dari pesawat tersebut yang sangat unik, karena dapat terbang hanya dengan panjang minimal landasan pacu sepanjang 5,249 kaki atau sekitar 1,600 meter ( diambil dari seri 737 Next Generation ). Selain dapat terbang di panjang landasan yang cukup pendek, tipe 737 sangat cocok untuk terbang point to point yang cukup jauh, karena memiliki daya jelajah antara 1,900 nmi hingga 3,520 atau sekitar 3,500 km hingga 5,990 km. Asumsi, sebuah pesawat minimal dapat terbang dari Jakarta menuju Timika non-stop dengan menggunakan Boeing 737-200. Dan apabila asumsi dengan menggunakan Boeing 737-900ER, penerbangan dari Jakarta dapat ditempuh ke Hobart ( sebuah pulau di sebelah Selatan Australia ) non-stop.
Selain narrow body, seperti Boeing 737 series, tipe wide body Boeing juga diserbu para pembeli. Pesawat dengan dua koridor ini biasanya untuk menempuh jarak yang sangat jauh. Contoh wide body adalah tipe 747, 757, 767, 777, dan 787 Dreamliner. Tipe seperti ini sangat cocok digunakan untuk penerbangan jarak jauh karena lebih efisien waktu, biaya operasional dapat menjadi lebih rendah, penumpang dapat terangkut lebih banyak, dan sebagainya.
Perlu diketahui bahwa pencetus konsep dua pilot di dalam sebuah penerbangan adalah Bapak Wiweko Soepono yang pernah menjabat sebagai direktur utama Garuda Indonesia pada periode 1968-1984. Walaupun sempat terjadi pro dan kontra dari berbagai pihak di seluruh penjuru dunia, akhirnya konsep ini dapat terealisasikan pada tipe Boeing 747-400 dan Boeing 777. Konsep ini dikenal dengan nama: Garuda Design Cockpit.
Tapi, saat ini Boeing sedang dilanda masalah oleh salah satu tipe pesawat yang diproduksinya. Yaitu Boeing 787 Dreamliner. Karena beberapa waktu yang lalu, baterai pesawat tersebut mengalami kerusakan yang sempat dialami oleh maskapai penerbangan asal Jepang, All Nippon Airways (ANA). Tak hanya ANA yang memiliki masalah dengan pesawatnya, pesaingnya pun juga mengalami masalah serupa. Japan Airlines (JAL) sempat mengalami pembatalan penerbangan saat terjadi kebocoran bahan bakar sebanyak 40 gallons atau sekitar 151 liter pada pesawatnya di Bandara Internasional Logan di Boston, Amerika Serikat. Padahal saat itu pesawat JAL sudah bersiap di runway 22 untuk melakukan take off. Dan pada akhirnya, pilot memutuskan untuk kembali ke gate. Dari insiden tersebut, pihak Boeing mulai bekerja cepat. Salah satunya adalah menghentikan semua operasional Boeing 787 Dreamliner di dunia sejak 16 Januari 2013 hingga permasalahan ini selesai.
Berikut adalah serangkaian kejadian dan permasalahan yang dialami oleh Boeing 787 Dreamliner:
- 4 Desember 2012: Pesawat United Airlines terpaksa melakukan pendaratan darurat di New Orleans karena ada masalah kelistrikan
- 13 Desember 2012: Qatar Airways menghentikan penerbangan 787 setelah adanya kesalahan teknis yang mengakibatkan masalah pada sistem kelistrikan
- 7 Januari 2013: Percikan api muncul dari sistem kelistrikan 787 Dreamliner milik Japan Airlines yang baru saja mendarat di Boston setelah melakukan penerbangan jarak jauh dari Tokyo
- 8 Januari 2013: Japan Airlines membatalkan penerbangan dari Boston ke Tokyo setelah mengalami kebocoran bahan bakar hingga sebanyak 151 liter
- 9 Januari 2013: ANA membatalkan penerbangan 787 dari Yamaguchi ke Tokyo karena ada masalah pada rem
- 11 Januari 2013: ANA melaporkan adanya retakan di jendela kokpit setelah penerbangan dari Tokyo ke Matsuyama. ANA juga mengabarkan penerbangan salah satu 787 lain miliknya ditunda karena ada kebocoran oli di generator mesinnya
- 15 Januari 2013: Penerbangan All Nippon Airlines (ANA) NH 692 dari Yamaguchi Ube terpaksa melakukan pendaratan darurat tak lama setelah take-off karena ada masalah kelistrikan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa keselamatan itu nomor satu dan paling utama. Tindakan dan kecekatan dari Boeing sangat patut diacungi jempol. Semoga, permasalahan apa yang dihadapi Boeing cepat terselesaikan dan 787 Dreamliner dapat mengudara kembali di angkasa bersama kawan - kawannya yang lain.
#IAAE
postingan yang bagus gan :)
ReplyDeletethank you sis :). sering-sering mampir ke blog saya :D
ReplyDelete